Apa Itu UI/UX Design? Pengertian & Perbedaan UI/UX Design

UI/UX Design adalah istilah dalam dunia desain website saat mengembangkan perangkat lunak. Banyak orang sering menyamakan keduanya, padahal jelas berbeda.

UI (user interface) adalah desain untuk membuat tampilan-tampilan dalam aplikasi. Sedangkan UX (user experience) adalah desain untuk membuat pengalaman pengguna menjadi lebih berarti.

Sebenarnya “user experience” atau UX adalah konsep yang sudah lama ada, dicetuskan pertama kali tahun 1993 oleh Don Norman yang merupakan seorang ahli ilmu kognitif.

Norman menggunakan istilah ini saat bergabung dengan Apple untuk menyebarkan desain industri produk Apple, yang bertujuan untuk membuat pengguna lebih mudah mengendalikan dan menggunakan komputer mereka.

Sejak saat itu, desain pengalaman pengguna (UX) telah berkembang menjadi berbagai bidang dengan banyak peran khusus, seperti penelitian pengalaman pengguna (UX) dan desainer interaksi (UX).

Desain UX biasanya fokus pada produk digital seperti website, aplikasi, dan software, meskipun dapat diterapkan untuk interaksi fisik dan non-digital.

Mendefinisikan UI dan UX Design

Orang-orang suka salah persepsi dalam mendefinikasi UI/UX Design, bahkan keduanya kadang dianggap sebagai satu pekerjaan, padahal jelas berbeda.

Meski berbeda, namun keduanya saling melengkapi. Jika UI membuat tampilan yang menarik dan membuat mata nyaman, maka biasanya untuk membuat UX design pun tidak lagi sulit.

Baca juga: Rekomendasi 7 Jasa Pembuatan Website Jogja Murah Terbaik

4 Tips Membuat UI Design Menarik

Untuk membuat UI design yang menarik, seorang designer harus mengerti 4 elemen berikut ini:

1. Page Layout

Idealnya pengorganisasian web page atau aplikasi mobile harus tampak intuitive bagi user. Untuk mengorganisirnya, UI Designers harus membuat banyak pertimbangan.

Seperti posisi header dan berapa banyaknya white space yang tersedia.

2. Skema Warna dan Fonts

UI Designers harus secara hati-hati memilih warna-warna dan fonts dalam produk digital agar tampak konsisten, mudah diakses, dan menggambarkan persona brand.

3. Elemen Interaktif

Dari desain button, kemudian drop-down menu, UI Designer perlu membuat interaksi yang menggiring intuisi pengguna.

4. Wireframe dan Prototipe

UX Designer sering kali menyatukan dasar wireframe dan prototipe. Sedangkan UI Designer membantu untuk mentransformasikan keduanya menjadi high-fidelity, berfungsi, dan mockup produk yang interaktif.

5 Langkah UX Design

Lebih dari sekedar bertemu dengan mata seperti user interface. Desain UX lebih menekankan proses pada market research, wireframe development, prototype testing, dan cross-functional collaboration.

Berikut 5 langkah membaut desain UX yang sukses:

1. Consumer dan Competitor Research

Membuat UX yang positif, UX Designer butuh memahami banyak hal tentang target audiens. Melalui UX research, mereka dapat menemukan apa saja yang disukai oleh pengguna.

Apa saja masalah dan pain point yang dialami pengguna, dan bagaimana caranya behave secara online dengan aplikasi maupun software.

UX Designer juga perlu melakukan competitor analysis menggunakan metode DWOT untuk mendefinisikan niche produk mereka.

2. Arsitektur Informasi

Kalau UX Designer sudah memahami pengguna mereka, apa yang mereka butuhkan dan bagaimana behavior mereka, maka mereka bisa selanjutnya membuat information architecture (IA) untuk produk mereka.

Designer membutuhkan IA seperti visual blueprint, membuat navigasi, hirarki konten, fitur-fitur, dan interaksi apa saja yang akan dialami oleh pengguna.

3. Wireframes dan Prototype

Setelah informasi-informasi dalam AI tersebut sudah didesain atau udah digambar, maka selanjutnya UX Designer dalam mengubah ide-ide tersebut menjadi model nyata, seperti wireframe dan protoype.

Bukti konsep ini tujuannya adalah untuk menguji idenya, mendefinisikan kebutuhan, dan menetapkan prioritas fitur.

4. On-going Updates

Setelah produk digital sudah masuk pasar, maka saatnya UX Designer masih belum selesai tugasnya. Mereka akan mencari tahu feedback apa yang diperoleh dari user dan backend analytics.

Mereka perlu memperbarui desain dan melakukan improvements. Seperti contohnya, analytics bisa dilihat ternyata proses checkout di e-commerce lama sekali loadingnya membuat banyak add to cart yang tinggi.

Untuk memecehkan masalah itu, maka tugasnya UX Designer untuk mengevaluasi proses checkout pengguna.

Baca juga: Perbedaan CLI dan GUI User Interface: Mana Lebih Baik?

Perbedaan UI dan UX Design

Orang sering bingung ketika UI dan UX disebut sebagai UI/UX design.

Sementara desain pengalaman pengguna (UX) berfokus pada desain visual dan elemen interaktif produk seperti warna, layout, animasi, tombol, dan tipografi, desain UI berfokus pada konsep yang luas dengan banyak dimensi untuk menciptakan pengalaman pengguna yang lancar dengan produk atau layanan.

UX designer menangani gambaran produk yang lebih besar, seperti membuat sitemap dan alur perjalanan pengguna berdasarkan cara pengguna berinteraksi dengan perusahaan, produk, dan layanannya.

Sebaliknya, desainer user interface (UI) mempelajari detail setiap halaman, tombol, layout, dan gambar untuk membuat produk mudah digunakan dan menarik secara visual.

Meski berbeda, desain UI/UX sangat terkait karena orang yang menggunakan produk atau layanan adalah fokus desain UI, sedangkan produk atau layanan itu sendiri adalah fokus desain UI.

UI vs UX Designer

UX Designer:

  • Interaction Designer
  • Mencatat jalur pengguna
  • Merencanakan arsitektur informasi
  • Ahli di bidang wireframe, prototype, dan research

UI Designer:

  • Visual designer
  • Memilih warna dan tipografi
  • Merencanakan estetika visual
  • Ahli dalam mockup, grafik dan layout

Baca juga: 10+ Website Inspirasi Design Web Anda

Job Description UI dan UX Designer

Keduanya baik UI Designer maupun UX Designer memainkan peran penting dalam product development. 

UX Designer berfokus pada pekerjaan mengembangkan pengalaman pengguna dengan produknya. Goal yang ingin dicapai adalah agar membuat produk berfungsi, mudah diakses, dan dapat dinikmati.

Kata UX sendiri lebih mengarah ke produk-produk digital, tetapi juga dapat digunakan ke produk dan layanan non-digital seperti sistem transportasi.

Tugas dari seorang UX Designer adalah sebagai berikut.

  • Mencari tahu tentang pengguna untuk mengidentifikasi goals, kebutuhan, behavior, dan pain point dari pengguna saat menggunakan produk
  • Mengembangkan user persona berdasar atas target customer
  • Membuat map user journey untuk menganalisis bagaimana customer berinteraksi dengan produk
  • Membangun wireframes dan prototipe untuk menyelesaikan final product.
  • Melakukan user testing untuk memvalidasi desain dan mengidentifikasi masalah
  • Berkolaborasi dengan stakeholders, UI Designers, dan developers.

Sedangkan UI Designer lebih berfokus pada desain-desain yang bersifat grafik, seperti mobile apps, website, dan devices. Elemen-elemen ini sering berinteraksi dengan pengguna.

Tidak seperti UX, yang bisa diaplikasikan kepada produk dan layanan apapun. Kata UI lebih digunakan secara eksklusif untuk produk digital saja.

UI Designer akan mencari cara untuk membuat aplikasi dan website tampak menarik dan mudah untuk dinavigasi.

Tugas dari seorang UI Designer di antaranya:

  • Mengorganisir layouts
  • Memilih color palette dan fonts
  • Mendesain elemen-elemen interaktif, seperti scrollers, buttons, toggles, drop-down menus, dan text fields
  • Menyusun wireframe dan tata letak berfidelitas tinggi untuk menunjukkan bagaimana desain akhir akan terlihat.
  • Bekerja dengan developer untuk mengonversi desain menjadi produk dapat bekerja

Penutup

Jika Anda sedang mencari jasa pembuatan website Jogja sekaligus agensi pemasaran online di Jogja, mungkin Anda bisa jadikan Matob sebagai partner andalan Anda!

Jasa yang disediakan termasuk pembuatan website, optimasi website, dan penulisan konten-konten SEO. Untuk memulainya kamu bisa melakukan konsultasi gratis 1 hari terlebih dahulu.

Desain web yang dihasilkan agency ini menerapkan desain modern, dengan navigasi website yang mudah bagi user. Serta hosting yang aman dan cepat.